Akses Informasi Masyarakat melalui SMS Center Bupati ke 08113445999, SMS Malowopati 08113322958, SMS LAPOR ketik BJN [spasi] ISI kirim ke 1708

Artikel

Sejarah Desa

26 Agustus 2016 15:38:09  admin  911 Kali Dibaca 

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang raja bernama Raja Wora-Wari. Sang raja memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas dibawah pemerintahan kerajaan Molowopati yang dipimpin oleh Raja Angling Darmo. Raja Wora-Wari merupakan raja yang patuh akan kebijakan Raja Angkling Darmo. Disamping itu, Raja Wora-Wari merupakan raja yang sangat dicintai rakyatnya. Hal tersebut karena kemampuannya membuat rakyatnya tentram, makmur, dan gemah ripah.

Pada masa kepemimpinan Raja Wora-Wari, datanglah seorang raja yang bengis bernama Raja Dongkol. Menurut legenda, Raja Dongkol memiliki paras buruk rupa dengan kaki yang cacat. Dengan sifat arogansinya, Raja Dongkol berusaha merebut kekuasaan Raja Wora-Wari. Tidak berhenti di situ, Raja Dongkol-pun menginginkan permaisuri Raja Wora-Wari. Segala upaya dilakukan oleh Raja Dongkol hingga berhasil menimbulkan peperangan. Dalam perang tersebut, Raja Wora-Wari akhirnya terbunuh. 

Setelah peperangan, jatuhlah wilayah kekuasaan Raja Wora-Wari. Begitupula dengan sang permaisuri. Dengan sangat terpaksa, sang permaisuri harus menikah dengan Raja Dongkol. Peristiwa tersebut membuat sang permaisuri terpukul dan teramat sedih. Selain kehilangan Raja Wora-Wari, sang istripun harus berjuang karena sedang mengandung anaknya dengan Raja Wora-Wari. Untuk itu, sebelum menikahi Raja Dongkol, sang permaisuri meminta Raja Dongkol untuk menerima anak yang dikandungnya. Tanpa berpikir panjang, Raja Dongkol menuruti perintah calon istrinya.

Tahun demi tahun berlalu, anak Raja Wora-Wari tumbuh menjadi seorang remaja yang gagah. Ia bernama Bondan Kejawan. Setelah mengetahui kebenaran tentang ayah kandungnya, ia berniat untuk membalaskan dendam ayahnya. Atas saran dari Raden Bagus Sujono, Bagus Alus, dan Demang yang merupakan bekas abdi dalem ayahnya, ia menyusun rencana balas dendam. Dengan rencana yang matang, Raja Dongkol berhasil terbunuh.

Seiring dengan berjalannya waktu, orang-orangyang berjasa menaklukan Raja Dongkol diberi penghargaan spesial oleh Pemerintahan Molowopati. Mereka diangkat menjadi patih Kerajaan Molowopati. Bagus Alus dan Demang meneriman tawaran tersebut. Namun, tidak dengan Raden Bagus Sujono. Ia lebih memilih untuk hidup bersama rakyat menjadi orang biasa. Raden Sujono memilih untuk mengabdi dengan menyebar kebaikan dan kebermanfaatan di sekitar tempat tinggalnya. Hingga akhir hayatnya, Raden Sujono tetap menjadi seseorang yang rendah hati. Karena jasa, keikhlasan, dan kerendahan hatinya yang teramat besar, nama Raden Sujono diabadikan menjadi nama desa. Sebuah desa tersebut diberi nama Jono atau biasa disebut N-Jono oleh orang-orang Jawa.

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image [ Ganti gambar ]
  Isikan kode di gambar
 


Info Umum

Statistik Penduduk

Info Media Sosial

Arsip Artikel

29 Juli 2013 | 1.089 Kali
Kontak Kami
26 Agustus 2016 | 911 Kali
Sejarah Desa
18 Juli 2019 | 877 Kali
Giling Wesi
18 Juli 2019 | 757 Kali
Tentang Desa
18 Juli 2019 | 366 Kali
Penduduk Desa
29 Juli 2013 | 358 Kali
Profil Desa
01 September 2020 | 308 Kali
Penerbitan KTP
01 September 2020 | 177 Kali
Daftar Informasi Publik (DIP)
16 Juli 2019 | 105 Kali
kARAWITAN
24 Agustus 2016 | 0 Kali
SO Pemerintah Desa
14 Agustus 2017 | 0 Kali
Penerbitan KTP
01 September 2020 | 173 Kali
Jaminan Sosial
18 Juli 2019 | 366 Kali
Penduduk Desa
01 September 2020 | 301 Kali
SO Pemerintah Desa

Informasi Publik

Peta Desa Jono